Nasehat ustadz Ali Ahmad bin Umar hafidzahullah.
Anak-anakku sayang...
Ketahuilah bahwa ilmu laksana pakaian yang menutupi jiwa manusia yang telah ditelanjangi oleh kebodohan dan kejahilan.
Ilmu adalah cahaya yang menerangi manusia dalam gelapnya kesyirikan, khurafat dan bid'ah.
Ilmu adalah pemutus belenggu kejumudan dan kefanatikan.
Ilmu adalah harta apabila diinfakkan ia bertambah dan berkembang, ia
menjadi modal usaha yang senantiasa mendatangkan keuntungan.
Ilmu adalah sahabat dalam kesendirian dan penerang dalam gelapnya kuburan.
Ilmu adalah harta yang senantiasa menjaga pemiliknya didunia hingga gerbang akhirat/kuburan.
Ilmu adalah temansetia ketika menghadapi ujian dan fitnah kubur yang mengerikan.
Sesungguhnya orang-orang yang tidak memiliki ilmu mereka ibarat kuburan berjalan membawa bangkai manusia yang jahil.
Siapa yang bodoh terhadap agamanya sesungguhnya, ia telah mati sebelum jasadnya dimasukkan ke kuburannya.
Ilmu adalah kemuliaan, ia adalah pakaian bagi jiwa -jiwa yang
telanjang, ia cahaya yang menerangi dan ruh yang memberi kehidupan pada
hati manusia.
Namun,jika tanpa akhlak pembawa ilmu hanyalah seperti BUNGA BANGKAI YANG INDAH NAMUN MENJIJIKKAN.
Jika ilmu melahirkan akidah yang shahih, maka akidah yang shahih ini
ibarat mutiara yang dipakai sebagai hiasan jari. Ketika orang ingin
memakainya ...maka ia akan mengikat mutiara itu dengan ikatan yang indah
dan berharga. Sungguh jika ia mengikat dengan tali rapia yang diambil
dari selokan dan kotoran jalanan,yakinlah bahwa tidak seorangpun yang
meyakini bahwa mutiara itu adalah mutiara yang asli.
Sungguh orang
berilmu tanpa akhlak seperti seorang pembawa mutiara yang tersimpan
dalam kotak kotoran. Maka ketika Allah subhanahu wa ta'ala telah
menganugerahkan ilmu dan akidah yang shahih,hiasilah ia dengan akhlak
yang mulia. Bukankah Allah ta'ala telah memuji Rasul kita tercinta
Muhammad shalallahu alaihi wasallam atas ketinggian akhlaknya. "Dan
Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."(Q.S. Al-Qalam
: 4)
Syaikh Salim bin Ied al Hilali hafidzahullah, mengatakan bahwa
penafsiran yang paling benar dalam menafsirkan ayat ini adalah
perkataan Aisyah radhiallahu anha tatkala ia ditanya tenntang akhlak
rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Maka dia menjawab :
"Akhlak nabi adalah Al-Qur'an."
Anak-anakku sayang....
Banyak riwayat tentang para ulama tentang mulianya akhlak mereka diantaranya:
~ Habib al Jalab rahimahullah berkata:"Aku bertanya kepada Ibnul
Mubarak,"Apakah sebaik-baik perkara yang diberikan kepada seseorang?"
Dia menjawab,"Akal yang cerdas".Aku berkata:"kalau tidak bisa?" Dia
menjawab," Adab yang baik." Aku bertanya, "kalau tidak bisa?" Dia
menjawab."Saudara penyayang yang selalu bermusyawarah dengannya." Kalau
tidak bisa?"Dia menjawab."Diam yang panjang." Kalau tidak bisa?"Dia
menjawab," Kematian yang segera."
~ Iman Asy-syafi'i rahimahullah
berkata:"Barangsiapa yang ingin Allah membukakan hatinya atau
meneranginya hendaklah ia bekhalwat/menyendiri, sedikit makan,
meniinggalkan pergaulan dengan orang-orang bodoh, dan membenci ahli ilmu
yang tidak mempunyai inshaf/sikap obyektif dan adab."
~ Dikatakan
kepada Imam Asy-syafi'i rahimahullah, "Bagaimana hasratmu terhdap adab?"
Dia menjawab,"Aku mendengar satu huruf dari adab yang belum pernah aku
dengar, maka seluruh anggota badanku ingin memiliki pendengaran hingga
dapat merasakan kenikmatan mendengarnya." dikatakan,"Bagaimana
keinginanmu untuk mendapatkannya?" Dia menjawab,"Seperti keinginan
seorang wanita yang kehilangan anaknya sedang ia tidak memiliki anak
selainnya."
~ Ibnu Sirrin rahimahullah berkata,"Para salaf mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu."
~ Al-Hasan rahimahullah berkata,"Sesungguhnya seorang laki-laki yang
keluar untuk menuntut ilmu adab baginya selama dua tahun kemudian dua
tahun."
~ Habib bin Asy syahid rahimahullah, berkata kepada anaknya
:"Wahai anakku, pergaulilah para Fuqaha' dan ulama' ..belajarlah dan
ambillah adab dari mereka . Sesungguhnya hal itu lebih aku sukai
daripada banyak hadits."
~ Seorang salaf berkata kepada
anaknya,"Wahai anakku ..engaku mempelajari satu bab tentang adab lebih
aku sukai daripada engkau mempelajari tujuh puluh bab dari ilmu."
~
Mukhallad bin al husain rahimahullah berkata kepada ibnul mubarak
rahimahullah, "Kami lebih membutuhkan banyak adab daripada banyak
hadits."
~ Abu Bakar al Mithwa'i rahimahullah berkata:" Aku bolak
balik kepada Abu 'Abdilla/ yakni Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah
selama sepuluh tahun, Beliau membacakan kitab al musnad kepada
anak-anaknya. Aku hanya melihat adab dan akhlak Beliau rahimahullah."
~Adz-Dzahabi rahimahullah menyebutkan,"Bahwasanya majelis iman Ahmad
bin Hambal rahimahullah dihadiri oleh lima ribu orang, lima ratus orang
diantaranya mencatat, sedangkan yang lainnya mengambil manfaat dari
perilaku dan adab beliau."
~ Ibnul Mubarak rahimahullah berkata,"Aku
telah mencoba diriku, maka aku tidak mendaptkan darinya sesuatu yang
lebih bermanfaat setelah takwa kepada Allah ta'ala daripada adab dalam
setiap kondisinya meski jiwaku tidak suka.
Selalu lebih baik dari
pada diamnya dari berbuat bohong, atau menghibahi manusia,sesungguhnya
ghibah telah diharamkan oleh Allah azza wa jalla dalam kitab-kitab. Aku
katakan pada diriku,"Taatlah dan aku memaksanya kesantunan dan ilmu
adalah perhiasan bagi orang yang memiliki kemuliaan seandainya ucapannya
itu dari perak maka diam adalah dari emas."
Maka pelajarilah adab dan amalkanlah semua ilmu yang engkau dapatkan.
Semoga Allah subhanahu wa ta'ala memberikan keberkatan dalam hidupmu.
Aamiin.
(disalin dari buku "KETIKA CINTA MERINDU")
https://www.facebook.com/suaramadinah/posts/454158438076578
Tidak ada komentar:
Posting Komentar